SEJARAH SSV

Pada abad ke-19, Perancis mengalami pergolakan yang dikenal dengan Revolusi Perancis yang mulai meletus pada tahun  1789 dan terus berkepanjangan. Revolusi ini membawa perubahan di segala bidang, termasuk bidang agama.  Agama Kristen pada saat itu mengalami krisis yang mengguncangkan iman banyak umat. Rakyat marah pada kaum bangsawan dan Gereja yang dianggap kurang perduli pada penderitaan rakyat, bahkan seringkali berpihak pada orang kaya dan bangsawan.

Pada saat itu, krisis ekonomi sungguh membuat rakyat menderita. Memang ada beberapa hirarki dan tokoh katolik yang perduli dan tanggap menolong orang miskin, namun jumlah dan gerakan mereka kurang nampak.
Banyak tokoh yang membela rakyat menyerang Gereja baik secara fisik, maupun dengan ajaran yang membawa suasana anti gereja.

Tetapi rupanya Tuhan mempunyai rencana lain. Di sela-sela Kemiskinan dan Krisis Iman, muncullah seorang mahasiswa yang bernama Frederic Ozanam, yang menyadari bahwa peristiwa demikian tidak dapat dibiarkan terus berlangsung. Frederic Ozanam bersama dengan  Prof J. Emannuel Bailly, dosen, sahabat dan pendamping kaum muda dan beberapa temannya (Paul Lamache, Felix Clave, Auguste Le Taillandier, Julex Devaux dan Francois Lallier) rajin mengadakan pertemuan dan membuka diskusi untuk membela Gereja. Saat itu, banyak teman-teman mereka yang imannya tidak kuat dan mulai membenci Gereja dan agama.
Ozanam dan kawan kawannya berusaha membendung pengaruh ini dengan mempelajari sejarah Gereja dan menunjukkan peran Gereja dalam perkembangan sastra dan ilmu yang berguna bagi umat manusia.Usaha ini agak meredakan suasana anti gereja di kampus Sorbonne tempat mereka menimba ilmu.Kelompok ini disebut Konferensi Sejarah yang merupakan cikal bakal berdirinya SSV .

Ozanam dan kawan-kawannya setuju bahwa Gereja harus berubah, namun dengan ajakan yang penuh kasih, bukan dengan menyerangnya. Suatu ketika kelompok ini ditantang oleh kaum anti agama: “Memang di zaman dahulu, agama Kristen telah menghasilkan buah yang banyak. Tetapi sekarang ini agama Kristen sudah mati. Kalian membanggakan diri karena kalian Katolik. Tetapi apa yang kalian perbuat? Bagaimana mungkin kami dapat menghormati iman kalian, kalau iman itu tidak menunjukkan hasil yang nyata?

Menghadapi tantangan itu, mereka menyadari: “Benar juga, Iman harus berbuah dalam perbuatan yang nyata. Maka mereka mencari ladang yang dapat mereka tekuni agar iman mereka menghasilkan buah yang nyata. Pertama-tama, mereka minta nasehat seorang Pastor Paroki. Pastor sulit memahami maksud mereka dan menganjurkan mereka  mengajar agama untuk anak-anak. Tetapi mereka belum puas. Lalu mereka berjumpa dengan seorang Suster Puteri kasih yang bernama Sr. Rosalie Rendu PK  yang mendorong mereka untuk berkarya amal.

Sr. Rosalie memberi mereka beberapa alamat keluarga miskin dan nasehat mengenai cara mengunjungi kaum miskin.Beliau juga mengusulkan kepada mereka cara kristiani mendekati orang miskin, memperlakukan mereka dengan sikap penuh hormat, memandang mereka sebagai saudara, yang mempunyai kekayaan-kekayaan sebagai manusia. Dari Sr. Rosalie mereka belajar melihat Tuhan Yesus dalam pribadi orang miskin. Sejak saat itulah keenam mahasiswa itu merasa menemukan jalan hidup mereka. Sr. Rosalie Rendu PK dianggap sebagai Pembimbing Rohani SSV yang pertama. Beliau wafat 7 Februari 1856 pada tanggal 9 Nopember 2003. Bapa Suci Yohanes Paulus II mengangkatnya ke dalam bilangan orang-orang yang terberkati, “Beata Rosalie Rendu.” Pesta peringatannya setiap tanggal 7 Februari.

23 April 1833, Pkl 20.00  kebetulan hari ini tepat ulang tahun Frederic Ozanam yang keduapuluh, di Kantor Le Tribune, 18 rue du Petit Bourbon- Saint Sulpice,  percetakan Prof Bailly mulai  terbentuk kelompok yang diberi nama Konferensi Cinta Kasih dengan kegiatan mengunjungi dan membantu kaum miskin.
Yang menjadi ketua konferensi adalah guru mereka, Prof. Emmanuel Bailly.
4 Februari 1834 Jean Leon le Provost (1803-1874) anggota tertua waktu itu selain Bailly mengusulkan agar Santo Vinsensius yang terkenal kasihnya pada orang miskin menjadi pelindung, teladan dan nama serikat. Santo ini juga penggerak kaum awam di dalam Gereja.
Pada kenyataannya di bawah bimbingan Sr. Rosalie Rendu sebenarnya sejak awal serikat telah menghayati spiritualitas Santo Vinsensius. Mereka menyetujui, bahwa selanjutnya dalam pertemuan mereka juga membaca “Kisah Santo Vinsensius pelayan orang miskin” agar mereka semakin dapat meneladan orang kudus tersebut.
Betapa rinci Santo Vinsensius menulis tentang pelayanan kepada orang miskin. Tak ada inspirasi dan teladan yang lebih tepat dari santo ini bagi serikat kaum muda itu.
Santo yang menyebut orang miskin “Tuhan dan Guru”. Jean Leon le Provost juga mendirikan Pusat Kaum Muda dan Kongregasi Bruder St. Vinsensius de Paul. Konferensi Cinta kasih sekarang bernama Serikat Sosial Vinsensius (SSV) (Society of St. Vincent de Paul), suatu perkumpulan yang telah mempunyai tujuan dan peraturan.

Leonce Curnier orang muda yang pernah menghadiri Pertemuan Serikat pada bulan Juni 1834 demikian terkesan. Ketika beberapa bulan kemudian dia kembali ke Nimes anak saudagar sutera itu menulis kepada Ozanam bahwa dia mendirikan perkumpulan yang sama di kotanya. Ozanam bersukacita mendengar perkembangan pertama Serikat di luar Paris itu. Sementara itu serikat yang di Paris anggotanya juga terus berkembang. Nopember 1834 SSV beranggotakan 100 orang.Pertemuan berlangsung lama dan membosankan. Pada tanggal 31 Desember diusulkan suatu pemecahan konperensi kepada Bailly, yang dilaksanakan beberapa minggu kemudian: menjadi 4 konferensi.

Dalam tahun 1834 diadakan Pertemuan Umum pertama, dibawah pimpinan Pastor Olivier. Tahun 1835 diterbitkanlah buku pegangan serikat. Kata pengantarnya ditulis oleh Bailly. Ia adalah orang yang sangat mengenal dan menghormati Santo Vinsensius. Pasal-pasalnya ditulis oleh Lallier, ahli hukum, salah satu dari 7 anggota konferensi yang pertama. Selanjutnya Serikat ini terus berkembang di berbagai kota di Prancis, bahkan juga ke luar negeri. Serikat Sosial Vinsensius  berkembang pesat.

Pada tanggal 27 Desember 1840 dibentuklah Dewan Umum SSV.  Pada tanggal 10 Januari 1845, SSV diakui oleh gereja dengan surat keputusan Bapa Suci Paus Gregorius XVI. Tahun 1848, Dewan Umum menerbitkan buletin yang pertama dengan tujuan agar para anggota dapat tetap berhubungan satu sama lain walaupun tempatnya berjauhan. Hal ini sesuai dengan impian Ozanam:”Aku  ingin merangkul seluruh dunia dalam suatu jaringan cinta kasih”.

Pada peringatan 100 tahun, SSV hadir di 33 negara dengan 120.000 konferensi dan 200.000 anggota di seluruh dunia. Pada tahun 1983, bertepatan dengan Peringatan 150 tahun SSV,  ada 750.000 anggota dan 38.500 konferensi.
Pada tahun 1993, ada ± 870.000 anggota 46.200 konferensi yang tersebar di 130 negara di lima benua.
Pada tahun 2009, bertepatan dengan 175 tahun SSV di dunia, SSV hadir di 149 negara dengan jumlah konferensi 50.000 dan anggota lebih kurang  700.000 orang. Serikat mengenang para pendiri dengan penuh syukur karena teladan yang mereka berikan untuk mengabdi orang miskin dan Gereja. Roh Kudus jelas sekali menaungi mereka semua tatkala mereka berkumpul pada pendirian serikat itu, meneguhkan karisma mereka masing-masing.
Di antara mereka Beato Frederic Ozanam menjadi sumber inspirasi yang luarbiasa. Serikat ini sejak berdirinya adalah katolik dan tetap menjadi organisasi awam katolik internasional.
Para pendirinya adalah awam katolik sejati yang bersemangat mewujudkan rahmat dari Sakramen Baptisnya sebagaimana diteguhkan oleh Konsili Vatikan II lebih dari seratus tahun kemudian.

Frederik Ozanam meninggal dunia pada tanggal 8 September 1853 pada usia 40 tahun. Pada tahun 1925 proses pengajuan beatofikasi Frederik Ozanam telah dimulai. Pada tanggal 27 April 1993, tepat pada peringatan 160 tahun berdirinya SSV, Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II berkata: “Kita harus berterima kasih kepada Tuhan atas anugerah yang telah diberikan kepada Gereja dengan adanya Frederik Ozanam. Suatu keajaiban yang luar biasa, dihasilkan dari karya Frederik Ozanam terhadap Gereja, masyarakat dan orang miskin. Mahasiswa ini, Profesor ini, Bapa para keluarga ini, telah menimbulkan suatu keyakinan yang kuat dan kasih sayang yang tiada henti. Namanya tidak terpisah dengan nama St. Vinsensius de Paul…Bagaimana kita tidak akan berharap bahwa Gereja akan juga menempatkan Frederik Ozanam diantara orang-orang suci dan para Santo?”

Pada tanggal 6 Juli 1993, Frederik Ozanam diumumkan oleh Bapa Suci sebagai “layak untuk dimuliakan”. Pada tanggal 22 Agustus 1997, Frederic Ozanam dibeatifikasi oleh Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II, menjadi Beato, Pesta Perayaan Beato Frederik Ozanam diperingati pada tanggal 9 September.

Create Account



Log In Your Account